Pola Makan
Rasulullah
1.
Membaca basmalah ketika hendak makan, dan
mengakhiri dengan membaca hamdalah.
Barangkali hikmah
membaca basmalah dan hamdalah adalah seorang muslim selalu mengingat bahwa
makanan yang disantap tidak lain adalah nikmat dan anugerah dari Allah yang
Maha Lembut dan Maha Tahu. Dia akan terhindar dari sikap berlebih-lebihan dan
mubadzir. Seorang muslim juga akan selalu sadar bahwa makanan bukan tujuan akhir,
tapi sarana menambah kekuatan untuk menuju ketaatan kepada Allah, memakmurkan
bumi dan menaburinya dengan kebaikan.
2.
Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan.
Nabi bersabda: ”Barangsiapa tertidur sedang di kedua
tangannya terdapat bekas gajih, lalu ketika bangun pagi dia menderita suatu
penyakit, maka hendaklah dia tidak mencela melainkan dirinya sendiri”. Nabi sendiri jika hendak makan selalu
mencuci tangan terlebih dahulu, sebagaimana yang dijelaskan dalam hadits yang
diriwayatkan Nasa’i dari Aisyah ra.
3.
Menjauhi sikap berlebihan dan rakus.
Makan adalah
kewajiban. Dengan makan seorang muslim memperoleh kekuatan untuk beribadah.
Dalam hadist yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Abdullah ibn Umar:
4.
Makan dengan tiga jari.
Dengan tiga jari
berarti kita telah bersikap seimbang. Sebagaimana dikatakan bahwa makan dengan
lima jari menunjukkan kerakusan, sedangkan makan dengan satu atau dua jari
menunjukkan kesombongan dan keangkuhan.
5.
Duduk tegak lurus saat makan dan tidak
bersandar.
Rasulullah melarang seseorang
makan sambil bersandar karena membahayakan kesehatan dan mengganggu pencernaan
lambung.
6.
Minum dengan tiga kali tegukan. Dilakukan sambil
duduk dan tidak bernafas dalam gelas.
Nabi mengajarkan
minum dengan menyesap (minum air dengan menempelkan bibir ke air), bernafas di
luar gelas serta tidak minum dengan cara menenggak. Maksudnya adalah mencegah
masuknya udara ke dalam lambung.
7.
Mendahulukan makan buah-buahan sebelum makan
daging (makanan utama).
Hal ini sebagai
upaya untuk mengikuti apa yang dilakukan para penghuni surga. Dalilnya adalah
Qur’an surat al-Waqi’ah ayat 20-21: ”Dan
buah-buahan dari apa yang mereka pilih, dan daging burung dari apa yang mereka
inginkan”.
8.
Menutup makanan dan minuman di atas meja.
Nabi mewajibkan
menutup makanan untuk melindunginya dari pencemaran, sebagaimana dinyatakan
dalam hadits Nabi saw.: ”Tutuplah
bejana”. (HR. Muslim, Ahmad, dan Ibnu Majah)
9.
Mencuci mulut (berkumur) sebelum dan setelah
makan.
Hal ini dimaksudkan
untuk membersihkan gigi dari sisa makanan dan bakteri. Secara khusus beliau
menekankan pentingnya berkumur setelah minum susu: ”Berkumurlah kalian setelah minum susu, karena di dalamnya
mengandung lemak”. (HR. Ibnu Majah)
10.
Suplemen makanan terbaik adalah madu.
Rumah Nabi tidak
pernah kehabisan madu. Nabi juga menganjurkan untuk meminum madu secara
teratur. Nabi bersabda: ”Hendaklah
kalian meminum madu”.
Adapun Nabi
mengajarkan bahwa cara terbaik meminum madu adalah dengan melarutkan satu
sendok madu dengan air yang tidak dingin dan diaduk dengan baik.
11.
Tidak memasukkan makanan pada makanan.
Ada dua pendapat
mengenai maksud dari memasukkan makanan pada makanan. Pendapat pertama adalah
kita dilarang makan kecuali setelah dua jam dari waktu makan berat. Pendapat
kedua adalah kita dilarang menyuap makanan ke dalam mulut pada saat masih ada
makanan di dalamnya. Dunia kedokteran modern membuktikan bahwa kedua hal
tersebut memang berdampak negatif pada kesehatan.
12.
Menjilati jari dan tempat makan.
Menjilati tempat
bekas makan akan sangat membantu pencernaan. Rasulullah saw sendiri menjilati
jemari beliau setelah makan. Beliau bersabda: ”Apabila salah seorang di antara kalian selesai makan, hendaklah
dia tidak membersihkan tangannya sehingga menjilatinya”. (HR. Bukhori, Muslim,
Ahmad, Tabrani)
Hal itu menunjukkan adanya
perintah untuk tidak meninggalkan sisa makanan di tempat makan. Juga
diriwayatkan Turmudzi dengan lafaz: ”Barangsiapa
makan di piring, lalu ia menjilatinya, maka piring itu akan memohonkan ampun
untuknya”. (HR. Turmudzi, Ibnu Majah, Ahmad)
13. Nabi melarang
menggabungkan antara susu dan ikan, cuka dan susu, cuka dan ikan, buah dan
susu, cuka dan nasi, delima dengan tepung, kubis (kol) dengan ikan, bawang
putih dengan bawang merah, makanan lama dengan makanan baru, makanan asam
dengan makanan pedas, makanan panas dengan makanan dingin.
14.
Tidak tidur setelah makan.
Nabi menganjurkan
seseorang berjalan-jalan setelah makan malam. Tapi bisa juga digantikan oleh
shalat. Hal ini dimaksudkan agar makanan yang dikonsumsi masuk lambung dengan
tepat sehingga bisa dicerna dengan baik. Diriwayatkan dari Aisyah bahwa Nabi
saw bersabda: ”Cairkan makanan kalian
dengan berdzikir kepada Allah yang Mahatinggi dan shalat, serta janganlah
kalian tidur setelah makan, karena dapat membuat hati kalian menjadi keras”.
(HR. Abu Naim dengan sanad dha’if)
15.
Makan bersama-sama dan tidak sendiri-sendiri.
Hal ini menyebarkan
sekaligus menciptakan nuansa penuh kasih sayang dan rasa saling mencintai yang
tentunya akan memberi nilai positif bagi selera makan.
16.
Makan sambil berbincang dan tidak diam.
Hal ini dimaksudkan
untuk menciptakan suasana rileks dan menyenangkan saat makan.
17. Menghormati
budaya dan tradisi makan yang ada di tempat kita makan. Dilarang menghina atau
membenci makanan, sekalipun makanan itu di luar kebiasaan kita.
18. Bersikap
lembut terhadap orang sakit dengan tidak memaksakan makanan tertentu.
19. Menjaga
perasaan orang lain dengan tidak membelakangi posisi mereka. Hal ini bisa
menyebabkan terganggunya selera makan orang tersebut.
20. Tidak
mengkonsumsi makanan yang terlalu panas dan minuman yang terlalu dingin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar